Tak ubahnya seperti nasib jogja sekarang ini, Yang semakin hangat diberitakan bahwa jogja akan membentuk sebuah kedaulatan yang berasaskan republik karena sikap pemerintahan yang seakan-akan ingin menghilangkan keistimewaan jogja. maka begitu pulah nasib sebuah kampung yang tersohor ke pelosok nusantara itu yaitu kampung barikin. Kenapa saya berkata demikian?? Itu semua karena sikap yang di tonjolkan oleh pememerintah daerah Kab. HST selaku pemilik wilayah. Ya mungkin hanya sebagai pemilik wilayah karena asset seni yang berada di barikin dikembangkan dan diusahakan untuk terus berkembang oleh para seniman itu sendiri tanpa ada campur tangan dari daerah terkait.
Sepertinya sudah saatnya kami para seniman barikin untuk menagih janji-janji manis pada pemerintahan daerah, atau haruskah kami membuat suatu republic yang berasaskan seni budaya agar semakin melepaskan diri dengan Kab. HST?? Karena sikap pemerintahan yang sekarang ini membuat kami berusaha untuk melakukan itu.
Seperti kita ketahui sebelumnya dua tokoh seniman besar kalsel membicarakan permasalahan itu. Saya sewbagai putra daerah puyn merasa sedih karena telah terjadinya sesuatu yang seharusnya tidak harus terjadi, tapi mungkin karena ada sesuatu hal yang menyebabkan itu semua terjadi sekarang ini.
Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa desa barikin merupkan desanya para seniman dan bahkan desanya para guru seni yang sudah tidak perlu diragukan lagi kemampuannya. Tetapi hal itu seakan tak ada artinya bagi pemerintah daerah.
Saya sendiri sebagai putra daerah yang berkuliah di FKIP Sendratasik Unlam Banjarmasin berusaha memajukan dan menjaga kelestarian seni budaya yang ada disana. Saya selalu berfikir kapan saya bisa membawa nama Kab. HST di kancah seni budaya provinsi maupun nasional, tetapi semua itu sepertinya hanya mimpi indah yang selalu terbesit di fikiran saya. Walaupun saya putrea daerah tapi tak sekalipun saya pernah menjadi salah satu kru atau pun pemain tim kesenian Barabai.