Menarik
medengar komentar Kepala Taman Budaya Kalimantan Selatan yang berpendapat bahwa
manajemen tradisional harus dirubah dengan manajemen modern pada saat sambutan
pembukan Presentasi Ramang Patikalain. “Kami mencoba untuk merubah pola
Manjaemen tradisional dengan Pola Manajemen Modern untuk membuat pertunjukan
dan pagelaran di Taman Budaya Kalimantan Selatan lebih baik lagi kedepannya”
ucap Beliau. Lalu bagaimana sebenarnya pola Manajemen tradisional dan Pola
Manajemen Modern yang dimaksud tersebut??
Berbicara
Manajemen, maka penting dulu memahami
istilah manajemen itu sendiri sebelum berbicara perspektif tradisional ataupun
modern. Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan
bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya. Dalam
Manajemen ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu Perencanaan: Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi
dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Pengorganisasian: Proses yang
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan
tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif,dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien
guna pencapaian tujuan organisasi. Pengarahan:
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Pengendalian: Proses yang dilakukan
untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan
target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan
dunia yang dihadap. Itulah pemahaman Manjaemen secara umum yang dapat saya
kemukakan terlepas beda atau sama dengan kawan-kawan sekalian, ini akan
menambah wacana baru dalam merumuskan manajemen.
Setelah
memahami manajemen secara singkat maka saatnya kita memahami dua kata
setelahnya yaitu tradisional dan modern. Karena begitu penting untuk memahami
setiap kata agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam mengartikan sebuah
kalimat.
Tradisional
adalah Sikap dan cara berpikir
serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yg
ada secara turun-temurun. Selanjutnya dari konsep tradisi akan
lahir istilah tradisional. Tradisional merupakan sikap mental dalam memberikan
respon terhadap berbagai persoalan dalam masyarakat berdasarkan tradisi.
Didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang selalu
berpegang teguh atau berpedoman pada tradisi. Tradisi selalu di kontrol oleh
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain tradisional
adalah setiap tindakan dalam
menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi.
Seseorang
akan merasa yakin bahwa suatu tindakannya adalah betul dan baik, bila dia
bertindak atau mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Dan sebaliknya, dia akan merasakan bahwa tindakannya salah atau keliru atau
tidak akan dihargai oleh masyarakat jika ia berbuat diluar tradisi atau
kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Disamping itu berdasarkan pengalaman
(kebiasaan)nya dia akan tahu persis mana tindakan yang menguntungkan dan mana
yang tidak. Di mana saja masyarakatnya tindakan cerdas atau kecerdikan
seseorang bertitik tolak pada tradisi masyarakatnya.
Dari
uraian diatas akan dapat dipahami bahwa sikap tradisional adalah bahagian
terpenting dalam sistem tranformasi nilai-nilai kebudayaan. Artinya jika ada
perubahan di dalam masyarakat, namun anggota masyarakat tidak serta merta
meninggalkan tradisinya. Tradisi tetap berfungsi
sebagai alat kontrol sosial. Kita harus menyadari bahwa warga masyarakat
berfungsi sebagai penerus budaya dari generasi ke generasi selanjutnya secara
dinamis. Artinya proses mentransfer atau pewarisan kebudayaan merupakan
interaksi langsung (berupa pendidikan) dari generasi tua kepada generasi muda
berdasarkan nilai dan norma yang berlaku. Proses pendidikan sebagai proses
sosialisasi, semenjak bayi anak belajar minum asi, anak belajar tingkah laku
kelompok dengan tetangga dan di sekolah. Anak menyesuaikan diri dengan nilai
dan norma dalam masyarakat dan sebagainya.
Modern adalah proses pergeseran sikap
dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan
tuntutan masa kini. Modern berhubungan dengan kata baru
dan barat. Hingga saat ini, segala sesuatu dianggap modern bila mengadopsi dari
apa yang dilakukan oleh masyarakat dunia barat, walaupun paradigma tersebut
tidak sepenuhnya benar. Kata modern juga berhubungan dengan hal-hal yang baru,
yang ter up to date, tidak kuno, dan memiliki tekhnologi tinggi. Menurut
Ahmad Baso bahwa modern adalah suatu fenomena sementara yang akhirnya
akan membawa pada musnahnya perbedaan dasar antara ruang privat dan ruang
publik, yaitu tenggelamnya keduanya
Melihat
uraian tentang tradisional dan modern diatas maka ada pemaham kontras antar
keduanya yang kemudian menjadikan paradigma pemahaman diantara dua masyarakat
yang berfikir berbeda baik dengan pola tradisinya dan dengan pola modernya.
Namun pada dasarnya pola manajemen akan selalu berbicara hasil atau capaian
yang diraih dalam satu kegiatan manajemennya.
Lalu
apa kaitan semua ini dengan komentar Kepala taman budaya Kalimantan Selatan??
Maka perlu ditelisik dulu seperti apa sebenarnya masyarakat Kalimantan Selatan
dalam sistem Manajemen sekarang ini.
Masyarakat
kalimantan Selatan sudah menggunakan Sistem gotong royong dalam Manajemen
kerjanya hala ini sudah berlangsung lama dan tersistematis dengan
kebiasaan-kebiasaan masyarakat tradisional sejak masyarakat proto melayu dengan
gambaran rumah balainya dan nomaden secara berkelompok adalah bukti bahwa
masyarakat Banjar adalah kumpulan orang dengan pola manajemen tradisional
gotong royong. Dan ini menjadi sebuah hal lama yang sulit sekali dirubah untuk
menjadi manajemen Modern yang terkonteks pada pola kerja sistem organisasi yang
berpatok pada jabatan fungsional dan terbatasi oleh sebuah Job descreption.
Pola
manajemen tradisional sebenarnya adalah cikal bakal dari manajemen modern itu sendiri, mengapa??
Karena di eropa pada kenyataannya adalah semua jenis badan usaha dan
perkantoran memakai pola manajemen pertunjukan Opera. Dimana opera sendiri
adalah bagian dari sebuah ketradisionalan dalam masyarakat eropa. Hal ini
digunakan karena dalam sebuah manajemen opera memakai sistem gotong royong yang
menganggap seluruh bagian manajemennya mulai dari cleaning servis samai pada
aktor dan sutradara memiliki kesamaan kekuatan dalam upaya membuat pertunjukan
opera menjadi luar biasa. Hal semacam itu sebenarnya sudah berlangsung cukup
lama dan mentradisi dimasyarakat Banjar. Semua meiliki kesamaan dalam hal
melakukan pekerjaan yang membedakan hanya sebutan fungional dan cara kerja.
Namun sepertinya pada masa sekarang manajemen tradisional sudah tergerus zaman
yang membuat pola seperti ini jarang digunakan. Hanya dimasyarakat pedesaan dan
pegunungan yang masih setia menggunakan pola manajemen seperti ini.
Sebuah
manajemen memang dasar sebuah kelompok untuk melakukan sebuah pekerjaan, pola
seperti apa yang digunkan iyu kembali lagi dari pemahaman yang didapat kelompok
atau individu tersebut. Tidak semua hal harus dirubah, namun edukasi dengan
memanfaatkan sesuatu hal yang sudah mendarah daging adalah sebuah perkembangan
pola fikir dari seseorang yang memiliki wawasan.
Manajemen
apapun itu baik tradisional maupun modern pada kenyataannya adalah sebuah cara
agar tercapai sebuah tujuan bersama yang diinginkan sehingga tercipta pola
pengerjaan sesuai dengan pengalaman hidup seseorang. Tidak semua hal yang
berbau tradisional baik dan tidak semua hal yang berbau modern itu juga baik,
pasti ada kelemahan-kelemahan dikedua hal tersebut tinggal manusianya saja lagi
yang harus memilih dan mengembangkan semua itu agar tidak berbenturan dengan
sesuatu yang suah mendarah daging dimasyarakatnya.
Tulisan
ini hanya bermaksud membuka pola fikir kita bahwa tidak semua hal harus
berdasar pada teori eropa, karena orang timur jauh lebih berwawasan dalam hal
seperti ini, karena orang timur masih memikirkan kebersamaan dalam bekerja,
kepercayaan dalam lisannya, dan pengorbanan untuk kebersamaan
Tiada guna memuji anggur dinegeri orang, jika nyatanya kasturi jauh lebih manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar