Kamis, 19 Maret 2015

Mengapa Harus Menyukai Anggur Jika Kasturi Lebih Manis Dengan Harumnya



Menarik medengar komentar Kepala Taman Budaya Kalimantan Selatan yang berpendapat bahwa manajemen tradisional harus dirubah dengan manajemen modern pada saat sambutan pembukan Presentasi Ramang Patikalain. “Kami mencoba untuk merubah pola Manjaemen tradisional dengan Pola Manajemen Modern untuk membuat pertunjukan dan pagelaran di Taman Budaya Kalimantan Selatan lebih baik lagi kedepannya” ucap Beliau. Lalu bagaimana sebenarnya pola Manajemen tradisional dan Pola Manajemen Modern  yang dimaksud tersebut??


Berbicara Manajemen,  maka penting dulu memahami istilah manajemen itu sendiri sebelum berbicara perspektif tradisional ataupun modern. Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya. Dalam Manajemen ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu Perencanaan: Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Pengorganisasian: Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan organisasi. Pengarahan: Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Pengendalian: Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia yang dihadap. Itulah pemahaman Manjaemen secara umum yang dapat saya kemukakan terlepas beda atau sama dengan kawan-kawan sekalian, ini akan menambah wacana baru dalam merumuskan manajemen.
Setelah memahami manajemen secara singkat maka saatnya kita memahami dua kata setelahnya yaitu tradisional dan modern. Karena begitu penting untuk memahami setiap kata agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam mengartikan sebuah kalimat.
Tradisional adalah Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yg ada secara turun-temurun. Selanjutnya dari konsep tradisi akan lahir istilah tradisional. Tradisional merupakan sikap mental dalam memberikan respon terhadap berbagai persoalan dalam masyarakat berdasarkan tradisi. Didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada tradisi. Tradisi selalu di kontrol oleh nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain tradisional adalah  setiap tindakan dalam menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi.
Seseorang akan merasa yakin bahwa suatu tindakannya adalah betul dan baik, bila dia bertindak atau mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Dan sebaliknya, dia akan merasakan bahwa tindakannya salah atau keliru atau tidak akan dihargai oleh masyarakat jika ia berbuat diluar tradisi atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Disamping itu berdasarkan pengalaman (kebiasaan)nya dia akan tahu persis mana tindakan yang menguntungkan dan mana yang tidak. Di mana saja masyarakatnya tindakan cerdas atau kecerdikan seseorang bertitik tolak pada tradisi masyarakatnya.
Dari uraian diatas akan dapat dipahami bahwa sikap tradisional adalah bahagian terpenting dalam sistem tranformasi nilai-nilai kebudayaan. Artinya jika ada perubahan di dalam masyarakat, namun anggota masyarakat tidak serta merta meninggalkan tradisinya. Tradisi tetap  berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Kita harus menyadari bahwa warga masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari generasi ke generasi selanjutnya secara dinamis. Artinya proses mentransfer atau pewarisan kebudayaan merupakan interaksi langsung (berupa pendidikan) dari generasi tua kepada generasi muda berdasarkan nilai dan norma yang berlaku. Proses pendidikan sebagai proses sosialisasi, semenjak bayi anak belajar minum asi, anak belajar tingkah laku kelompok dengan tetangga dan di sekolah. Anak menyesuaikan diri dengan nilai dan norma dalam masyarakat dan sebagainya.
Modern adalah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Modern berhubungan dengan kata baru dan barat. Hingga saat ini, segala sesuatu dianggap modern bila mengadopsi dari apa yang dilakukan oleh masyarakat dunia barat, walaupun paradigma tersebut tidak sepenuhnya benar. Kata modern juga berhubungan dengan hal-hal yang baru, yang ter up to date, tidak kuno, dan memiliki tekhnologi tinggi.  Menurut Ahmad Baso bahwa modern adalah suatu fenomena sementara yang akhirnya akan membawa pada musnahnya perbedaan dasar antara ruang privat dan ruang publik, yaitu tenggelamnya keduanya
Melihat uraian tentang tradisional dan modern diatas maka ada pemaham kontras antar keduanya yang kemudian menjadikan paradigma pemahaman diantara dua masyarakat yang berfikir berbeda baik dengan pola tradisinya dan dengan pola modernya. Namun pada dasarnya pola manajemen akan selalu berbicara hasil atau capaian yang diraih dalam satu kegiatan manajemennya.
Lalu apa kaitan semua ini dengan komentar Kepala taman budaya Kalimantan Selatan?? Maka perlu ditelisik dulu seperti apa sebenarnya masyarakat Kalimantan Selatan dalam sistem Manajemen sekarang ini.

Masyarakat kalimantan Selatan sudah menggunakan Sistem gotong royong dalam Manajemen kerjanya hala ini sudah berlangsung lama dan tersistematis dengan kebiasaan-kebiasaan masyarakat tradisional sejak masyarakat proto melayu dengan gambaran rumah balainya dan nomaden secara berkelompok adalah bukti bahwa masyarakat Banjar adalah kumpulan orang dengan pola manajemen tradisional gotong royong. Dan ini menjadi sebuah hal lama yang sulit sekali dirubah untuk menjadi manajemen Modern yang terkonteks pada pola kerja sistem organisasi yang berpatok pada jabatan fungsional dan terbatasi oleh sebuah Job descreption.
Pola manajemen tradisional sebenarnya adalah cikal bakal  dari manajemen modern itu sendiri, mengapa?? Karena di eropa pada kenyataannya adalah semua jenis badan usaha dan perkantoran memakai pola manajemen pertunjukan Opera. Dimana opera sendiri adalah bagian dari sebuah ketradisionalan dalam masyarakat eropa. Hal ini digunakan karena dalam sebuah manajemen opera memakai sistem gotong royong yang menganggap seluruh bagian manajemennya mulai dari cleaning servis samai pada aktor dan sutradara memiliki kesamaan kekuatan dalam upaya membuat pertunjukan opera menjadi luar biasa. Hal semacam itu sebenarnya sudah berlangsung cukup lama dan mentradisi dimasyarakat Banjar. Semua meiliki kesamaan dalam hal melakukan pekerjaan yang membedakan hanya sebutan fungional dan cara kerja. Namun sepertinya pada masa sekarang manajemen tradisional sudah tergerus zaman yang membuat pola seperti ini jarang digunakan. Hanya dimasyarakat pedesaan dan pegunungan yang masih setia menggunakan pola manajemen seperti ini.
Sebuah manajemen memang dasar sebuah kelompok untuk melakukan sebuah pekerjaan, pola seperti apa yang digunkan iyu kembali lagi dari pemahaman yang didapat kelompok atau individu tersebut. Tidak semua hal harus dirubah, namun edukasi dengan memanfaatkan sesuatu hal yang sudah mendarah daging adalah sebuah perkembangan pola fikir dari seseorang yang memiliki wawasan.

Manajemen apapun itu baik tradisional maupun modern pada kenyataannya adalah sebuah cara agar tercapai sebuah tujuan bersama yang diinginkan sehingga tercipta pola pengerjaan sesuai dengan pengalaman hidup seseorang. Tidak semua hal yang berbau tradisional baik dan tidak semua hal yang berbau modern itu juga baik, pasti ada kelemahan-kelemahan dikedua hal tersebut tinggal manusianya saja lagi yang harus memilih dan mengembangkan semua itu agar tidak berbenturan dengan sesuatu yang suah mendarah daging dimasyarakatnya.
Tulisan ini hanya bermaksud membuka pola fikir kita bahwa tidak semua hal harus berdasar pada teori eropa, karena orang timur jauh lebih berwawasan dalam hal seperti ini, karena orang timur masih memikirkan kebersamaan dalam bekerja, kepercayaan dalam lisannya, dan pengorbanan untuk kebersamaan

Tiada guna memuji anggur dinegeri orang, jika nyatanya kasturi jauh lebih manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar