Jumat, 25 Januari 2013

Berharap Dapat Menjadi Usaha Komoditas Yang Menjanjikan (Nasibmu Sasapu Haduk)



Sapu ijuk adalah sebuah alat rumah tangga yang mempunyai fungsi sebagai alat pembersih yang mana kebutuhannya secara tidak langsung menjadi sebuah kebutuhan primer bagi masyarakat kita disejak dulu sampai sekarang. Sapu ijuk adalah sebuah alat yang terbuat dari bahan utamanya yaitu kayu lurus* (*kayu yang mempunyai batang lurus mirip dengan akasia namun lebih kuat) dan Ijuk*(serat dari batang enau) .
Pusat kerajinan sapu ijuk ini berada di desa Panggung Kec. Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Barabai) Kalimantan Selatan atau di Jalan A. Yani Km. 145 yang mana berjarak sekitar 15 Km dari ibukota HST. Ketika anda mau ke Barabai maka anda akan melihat kerajianan sapu ijuk dan yang lainnya terpampang di pinggiran jalan sepanjang desa Panggung yang mana hampir semua rumah mempunyai rombong jualan sapu ijuk serta kerajainan lainnya. Jadi anda tidak susah untuk menemukan lokasi rumah usaha sapu ijuk. 
Orang Panggung* (Salah satu desa yang berada di kawasan kecamatan haruyan jl. A. Yani Km.145) dikenal sangat kreatif  dan memiliki otak bisnis yang handal serta sangat mudah mencari peluang di tengah kesulitan hidup. Salah satunya dengan  kerajinan sapu ijuk. Saat ini aneka produk dari ijuk tersebut dijual di tepi jalan strategis di Desa Panggung, Haruyan. Pembeli kebanyakan orang yang kebetulan lewat,  meski tak menutup kemungkinan banyak pula pesanan dari berbagai pihak. “Pekerjaan ini murni hasil latihan. Awalnya sebanyak 20 warga yang ikut ke Yogyakarta pada tahun 1982-an. Namun yang berani memulai usaha cuma 7 orang saja,” kata Mariam, salah satu perajin yang mengaku belajar membuat sapu ijuk.
Beragam kerajinan ini tetap bertahan seperti mudahnya membuat sapu ijuk dibantu bahan baku yang gampang didapat. 
Akses perajin dari Desa Panggung mendapat bahan baku kebanyakan dari Gunung Jambu, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). 
Pengepul ijuk mengantar sendiri dalam bentuk gulungan yang terdiri 50 lembaran ijuk. Satu gulungan bisa dibeli Rp 90 ribu dan bisa membuat 50 buah sapu .
Untuk sapu ukuran kecil biasanya dijual kepada pengumpul seharga Rp 3 ribu. Ukuran yang lebih besar dipatok mulai Rp 7 ribu hingga Rp 90 ribu untuk ukuran sapu ijuk jumbo, sapu dilempar ke pasar dengan harga beragam. Ukuran kecil Rp 5 ribu, sedang Rp 10 ribu sampai dengan Rp 15 ribu, besar berkisar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu dan jumbo Rp 80 ribu sampai dengan Rp 150 ribu. Gempuran perabot sapu  plastik yang merajai pasar Barabai dan sekitarnya tidak berpengaruh dengan omset perajin dan penjual sapu ijuk.  Setiap hari ada saja pembeli yang singgah dan membeli. ”Kalau lagi untung,  pembeli biasanya langsung memborong”katanya. 

Kerajinan Sapu Ijuk dan mainan kayu di Desa Panggung 



  Kewalahan menerima order sering dialami 20 orang pengumpul dan penjual sapu ijuk Desa Panggung. Produksi terbatas karena jumlah perajin juga cuma 7 orang. Kerepotan itu sering ditemui saat ada instansi yang memborong dagangan.”Lebaran Idul Fitri tadi sangat melelahkan. Tidak hanya sapu, kuda-kudaan kayu saja stoknya sampai habis. Kami biasanya sudah panjar pesanan,” katanya. Pasca lebaran,  produksi kembali normal. Pembelian tetap banyak dan saat penjualan normal perajin harus siap-siap tenaga untuk melakukan produksi lebih banyak lagi. Apalagi produksi sapu itu hanya dikerjakan secara gotong-royong di rumah-rumah. Tujuh orang perajin yang awalnya berani memulai usaha itu,  saat ini posisinya makin diperhitungkan karena sudah memiliki Kelompok Perajin Mainan Dari Kayu Rakat Mufakat atau Rakat Desa Panggung Kecamatan Haruyan.  Keberadaan kelompok sangat menguntungkan. Selain  dari sisi pemesanan, teknologi yang terpenting selalu mendapat informasi.  Hj Rahmaniah yang berprofesi pengumpul sapu ijuk asal Desa Panggung mengungkapkan, selisih harga yang dipasarkannya secara langsung baik pesan satuan dan partai memang sangat sedikit untungnya. Tetapi,  intensitas sangat tinggi sehingga seluruh yang terlibat dalam bisnis ijuk ikut terbantu dengan harga yang sudah disepakati ketika barang itu dilepas ke pasar. 
Norhasanah,  salah satu penjual sapu ijuk mengatakan, keuntungan penjualan sapu ijuk sangat menguntungkan dari modal awal Rp 15 juta bisa menghasilkan Rp 21 sampai dengan Rp 26 juta perbulan. 
Keuntungan itu sangat tergantung kreativitas penjual menawarkan harga yang bersaing dengan produk yang lebih mapan seperti sapu plastik. “Keuntungan itu tidak murni dari transaksi ijuk saja, namun ada kombinasi dengan menjual mainan seperti kuda-kudaan dan mobil-mobilan yang berbahan dasar kayu. Kalau mengharapkan dari ijuk,  penghasilannya paling Rp 2 juta per bulan,” ujar. 
Meski sapu ijuk memiliki harga bervariasi dan lumayan murah, namun memiliki perabot sapu yang berbahan ijuk bagi pasanga muda rupayan bukan pilihan yang disukai. Aneka ragam perabot yang berbahan plastik saat ini merupakan pilihan yang banyak diminati pasangan muda.  
“Aku lebih suka sapu plastik. Lebih praktis dan terlihat bagus dengan variasi model yang lumayan. Meski harganya kadang masih diatas sapu ijuk, namun untuk benostalgia aku juga masih punya sapu ijuk namun jarang dipakai,” sebut Lia pasanga muda yang tinggal di Barabai.
Sapu ijuk mengalami perkembangan yang sangat besar ada masa sekarang ini yang dulu semua bahannya berasal dari sumber daya alam sekarang sudah ada yang menggunakan bahan-nahan dari plastik. Namun di Desa panggung semua pengusaha sapu ijuk tetap mempertahankan ke aslian sapu ijuk buatan mereka agar mempunyai identitas tersendiri dan menambah daya tarik bagi orang-orang yang lewat di desa panggung tersebut.
Mereka para pengusaha memiliki keyakinan bahwa apabila bentuk berubah maka pasti orang tidak akan membeli sapu ijuk mereka lagi dan kalau yang plastik di tempat lain juga banyak jadi apabila ingin membeli sapu-sapu mereka orang harus datang kedesa barikin, selain juga menjadikan desa ramai di kunjungi dengan adanya usaha sapu ijuk menjadikan Kabupaten Hulu sungai tengah terkenal dengan kerajinan Sapu ijuknya. Hal ini tentu akan menambah pendapatan daerah di bidang kerjinan tangan.
Segala hal di dunia ini akan selalu mengalami perkembangan untuk penyesuaian zaman yang semakin maju juga untuk menarik minat pasar. Dalam hal ini termasuk sapu ijuk juga harus mengalami perkembangan baik dari segi ukuran, bentuk dan warna sekalipun untuk menarik minat orang (konsumen) supaya semakin berminat dan mau membeli sapu ijuk dan juga tentunya agar tidak kalah dengan mesin-mesin buatan yang berfungsi sama dengan sapu. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan mutu SDM pembuat sapu ijuk, memanajemen sistem dagang dan meningkatkan kreatifitas produsen agar menambah minat, serta selalu menacari inovasi-inovasi baru dalam pembuatan sapu ijuk. Karena harapannya nanti suatu saat sapu ijuk dapat menjadi sebuah usaha komiditi  yang mampu bersiangan di pasar nasional bahkan internasional sebagai barang kerajinan daerah fungsional.
Dapat di simpulkan bahwa usaha Sapu ijuk merupakan sebuah usaha kalangankecil menengah yang mana pembuatannya menjadi mata pencaharian bagi masyarakat disekitarnya untuk menyambung hidup harian. Sapu ijuk yang merupakan sebuah alat kebersihan telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat sekitarnya bahkan daerah lain sebegai alat kebersihan yang wajib ada. Sapu ijuk sendiri seudah mengalami perkembangan baik dari bentuk, ukuran, warna bahkan bahan-bahan pembuatannya hal ini terjadi karena para produsen telah mengalami perkembangan pola fikir untuk menjadikan sapu mampu bersaing di pasar global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar