Selasa, 01 Januari 2013

Gamelan dan wayang...(Bersambung...)


Sebelum kita membahas pengertian wayang kulit, terlebih dahulu kita lihat apa itu definisi wayang secara umum. Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang mengalami perkembangan pesat di Jawa dan Bali. Kalau menurut filsafat Jawa, arti wayang adalah bayangan atau cerminan dari sifat serta kejadian di dunia nyata ini.
            Sedangkan pengertian wayang kulit adalah sebuah boneka yang dibuat dari kulit dan dibentuk menyerupai tokoh tertentu dalam seni pewayangan tersebut, kemudian wayang kulit tersebut dimainkan oleh seseorang yang dinamakan dalang. Pertunjukan wayang kulit biasanya dilengkapi dengan sejumlah seniman yang menabuh gamelan. Yang mana gamelan tersebut berfungsi sebagai pnggiring pertunjukkan wayang kulit.

Wayang kulit banjar adalah salah satu jenis wayang kulit purwa yang berasal dari tanh banjar (Kalimantan Selatan) yang mana dalam setiap pagelarannya mempunyai ciri khas khusus yaitu penggunaan bahasa Banjar yang kental dan juga mempunyai ciri khas cerita atau pakem yang mempunyai perbedaan sedikit dari segi tokoh, alur atau pembawaan lakon dan juga penambahan beberapa tokoh yang tidak ada di jenis wayang purwa lainnya yang ada di nusantara. 
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa,MaduraBali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Kemunculan gamelan berawal dari adanya  Hindu-Budha di indonesia mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanyikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.
Gamelan banjar adalah salah satu ensemble musik yang berada di kawasan kalimantan selatan (Suka Banjar) susunan notasi gamelan banjar sendiri adalah 6-9-B-T-5-6-9. Notasi yang sampai sekarang belum di ketahui siapa yang pertama memberikan notasinya. Dalam gamelan Banjar itu sendiri mempunyai kesamaan alat dengan yang ada di jawa, hanya jumlahnya yg masih sedikit. Gamelan banjar terdiri atas :

  1. Babun (Gendang)
  2. Sarun 1
  3. Sarun 2
  4. Sarun paking
  5. Sarantam (Serentem)
  6. Da’u (Bonang)
  7. Kanong paking
  8. Kanong 5
  9. Kanong 4
  10. Kangsi
  11. Gong kecil
  12. Gong besar
  13. Katok
  14. Rantai
  15. Gendir
  16. Suling
  17. Gendir besar
  18. Gendir Kecil


Sedangkan menurut Ki dalang tulur* (Dalang di era tahun 1970-1990) alat- alat karawitan yang digunakan sebagai berikut :

  1. Babun 1
  2. Babun 2
  3. Gong kecil
  4. Gong besar
  5. Sarun kecil
  6. Sarun besar
  7. Dau biasa
  8. Dau paking
  9. Serentem
  10. Katok
  11. Rantai
  12. Kanong
  13. Gendir kecil
  14. Gendir besar
  15. Rebab


Kedua jenis Gamelan diatas pada umumnya terbuat dari Gangsa*( sebutan orang Banjar untuk perunggu)  dan berbentuk pecon. Sehingga  bunyinya pun sangat bagus dan tidak perlu menggunakan sound system. Selain dua jenis diatas juga ada gamelan Banjar rakyatan yang juga di pakai untuk mengiringi wayang kulit Purwa Banjar yang mana jumlahnya lebih sedikit dan lebih sederhana serta hanya terbuat dari besi plat biasa dan tidak lagi bebrbbentuk pecon, gamelan ini terdiri atas :

  1. Babun
  2. Sarun kecil
  3. Sarun besar
  4. Da’u
  5. Kanong 5
  6. Kanong 4
  7. Paking
  8. Kangsi
  9. Gong kecil
  10. Gong besar


Gamelan yang di gunakan dalam pertunjukkan wayang kulit purwa banjar adalah jenis Selindro yang mana laras bunyinya diatonis atau 7 nada yang berbeda  satu dan satu setengah jaraknya. Gamelan banjar dimainkan dengan irama cepat dan sedikit keras dari pada gamelan jawa, dalam sebuah pagelaran wayang kulit gamelan banjar yang sering di gunakan adalah gamelan rakyatan yang jumlahnya lebih sedikit dari pada gamelan keraton banjar. Hal ini di pengaruhi karena pada masa itu adanya kesulitan dalam pembuatan gamelan keraton dan juga pengaruh dari lingkungan rakyat biasa yang lebih keras dalam memainkannya maka dibuatlah gamelan rakyatan yang berbahan dari besi biasa dan bentuknya pun lebih sederhana daripada gamelan keraton yang sangat mewah dan penuh estetika.
Ada beberapa jenis lagu yang dibawakan dalam satu kali pagelaran wayang kulit banjar yaitu ada Lasam, udu-udu, liung, parangan ancap, parangan alun, ayakan mula-mula, ayakan alun, ayakan panutup. Dalam hal ini semua lagu mempunyai fungsi berbeda-beda dalam memainkannya. Irama ataupun tempo yang digunakan dala setiap lagu pun berbeda-beda, ada yang cepat, santai, bahkan lambat dan lembut sesuai dengan nama irama gamelannya. Langgam bunyi gamelan pun biasanya akan di pukul atau dimainkan sesuai dengan keadaan wayang yqng diturunkan atau dimainkan atau di tarikan, sehingga wayang tersebut mremiliki irama sendiri ketika dia di turunkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar