Niatku ketika sudah memasuki
perguruan tinggi, “aku sudah tidak ingin mengikuti organisasi intra Kampus
apapun itu.” Ucapku dalam hati waktu itu. Berhasil memang selama satu tahun
lebih tidak ada namanya organisasi intra kampus yang ku ikuti bahkan untuk sekedar
berteman . memang benar kaya orang-orang kalau sikap paling edialis itu kita
ciptakan ketika status kita sudah menjadi mahasiswa, terlepas dari mahasiswa
itu mahasiswa kupu-kupu, mahasiswa kutu buku, ataupun mahasiswa aktifis atau organisator
semua memiliki edialis sesuai dengan pola fikir mereka masing-masing yang mana
imbasny a adalah bagaimana nantinya cara pergaulan dan bersikap dilingkungan
kampusnya itu sendiri. Ya itulah mahasiswa, pemuda-pemuda yang memiliki
kekuasaan bahkan untuk menjatuhkan seorang presiden sekalipun. Jadi ingat orasi
Presiden pertama Republik ini yang saya baca di Buku Jas Merah “Butuh 1000 orang tua untuk mengangkat gunung Semeru,
tapi cukup 10 pemuda untuk mengguncangkan dunia!!”, ucapnya saat berorasi kala
itu (semoga orasi yang saya tulis benar ya ^_^V). Bayangkan kehebatannya
seorang pemuda ya kalau boleh dibilang mahasiswa lah sekarang.
Baik langsung saja kayanya
saya bercerita bagaimana perjalan rahasia saya di dunia organisasi. Yang jelas
saya belajar berorganisasi pertama adalah dirumah saya dengan sedikit sikap
otoriter dari kepala rumah tangga
organisasi keluarga saya.di keluarga saya di didik dengan sikap
otoriter, keras, mandiri,biJaksana, dan ya mungkin kalian juga mengalami apa
saya rasakan ketika itu. Yang jelas alasan pendidikan seperti itu selalu ada
embel-embel, “itu untuk kebaikan mu nak...” kata hampir semua orang tua kepada
seluruh anak-anaknya dirumah. Lanjut ke
Masa selanjutnya masa Sekolah Dasar atau yang lebih akrab di sebut SD.
Sorry ya kawan saya Tknya Eksel, jadi langsung ke SD aja bukannya sombong sih
hanya saj kebetulan di kampung saya tidak ada Tknya. Masa Sekolah Dasar saya
lalui begitu saja dengan masa anak kecil yang luar biasa bermain, nangis,
berkelahi dan ya kenakalan-kenakalan anak kecil, saya yakin masih saja sama tidak berbeda. Tapi di masa Sekolah
Dasar inilah saya mengenal organisasi pendidikan pertama saya, apa itu??
Menjadi seorang sekretaris kelas di kelas 3. Jadi sekretaris yang waktu itu
sangat membanggakan bagi saya dan terutama bagi perkembangan berorganisasi saya
sekarang, bertanggung jawab dan loyalitas pada masa anak-anak memang sedikit
luar biasa. Ada kelucuan ketika mengingat, ada kebanggaan ketika dirasakan, dan
sedikit haru ketika menyadari apa yang saya dapatkan sekarang. Itu baru kelas
tiga, kelas 4 sampai kelas 6 selalu saja masuk kepengurusan kelas yang
sebenarnya kalau boleh dibilang kami yang jadi pengurus hanya tahu Tanggung
jawab dan slalu mengerjakan apa yang di perintahkan oleh wali kelas dan guru-guru
masa sekolah itu.
Sejak saat itu setiap tahuan
ajaran baru tidak jauh-jauh jabatan saya dari ketua kelas sampai seksi-seksi
(sekarang divisi disebutnya) dalam susunan organisasi di sekolah waktu itu.
Luar biasa memang sangat membanggakan memang. Pengalaman dimasa SD itu juga
awal saya menekuni dunia Pramuka ya sebuah organisasi yang berdiri pada tahun 1961 di pelopori sama
Baden powell si bapak pramuka dunia. Di pramuka dulu ya baju saya masih yang
kain biasa aja, trus pake baret, ada pisau belati plus tali putih sebesar
gelang tangan, ada peluit ditambah kacu juga dan lambang-lambang pramuka mulai
boy scout sampai lambang pramuka daerah Kalimantan selatan juga sama lambang
pramuka siaga. Pertama ikut pramuka saya memang sedikit grogi juga malu-malu
arena waktu masih kecil saya phobia sama gelap malam. Itu juga karena saya
fikir pramuka kerjaannya jalan-jalan di malam hari ga jelas gitu tapi ternyata
banyak manfaatnya. Itu pengalaman di SD dulu kawan, masih banyak hal yang tidak
saya ungkap mungkin karena terlalu privasi atau juga mungkin karena sudah lupa
seluruh kejadiaanya.
Lanjut masa SMP, menurut
kalian apa yang saya lakukan dimasa SMP??? Udah mulai kenal Cewe?? Udah berani
kencing sendirian malam-malam?? Atau masih kaya waktu SD agak culun-culun manja
dengan ketampanannya?? Mari kita lihat
saja di cerita dibawah ini....................
terlalu formal kayanya kalau aku pake subjek saya, jadi pake subjek aku aja ya..
SMP masa menangah pertama
dimana pergaulan dan lingkungan ku sudah mulai sedikit meluas, sudah memiliki
teman-teman baru dan guru-guru baru yang ternyata sulit di prediksi seperti apa
mereka di awal masuk sekolah.
Disini dimana aku mulai
mengenal sebuah lingkungan baru namun entah kenapa semua organisasi intra
sekolah tak satupun aku ikuti tak banyak yang dapat ku ceritakan tentang masa
keorganisasian kala itu. Mungkin karena masa peralihan siklus menuju remaja
yang dewasa sehingga sedikit terlupakan apa makna keorganisasian saat itu. Bahkan
sampai aku lulus disana tak ada namaku terpampang di buku sejarah sekolah itu
sebagai seorang pemimpin atau apapun divisinya. Entah apa yang ada dibenakku
saat itu. Tapi walau bagaimanapun masa itu adalah salah satu masa terbaikku
dalam menjalani hidup karena bagiku setiap fase kehidupan merupakan retorika
baik dari Sang Penguasa Alam.
SMA, sekolah Menengah Keatas
yang sangat bersejarah bagiku karena begitu banyak hal-hal luar biasa disini. Mulai
dari keberanianku sebagai pemuda kampung yang bersekolah di kota besar yang
punya gelar kota pelajar, kehidupan berkesenian, sampai merasakan nikmatnya
organisasi yang lama aku tinggalkan.
Langsung saja ke isi cerita,
dimana awal yang sungguh diluar dugaan semua orang aku seorang anak petani
kampung berani memilih jalan yang luar biasa yaitu bersekolah dikota besar. Kenpa
diluar dugaan?? Yang awalnya niat hanya ingin liburan dengan teman satu SMP ku
dulu Ke Banjarbaru, tiba-tiba di jalan kami terfikirkan untuk coba-coba
mendaftar di sekolah-sekolah yang tersebar di banjarbaru, Dari coba-coba inilah
akhirnya kami bisa berstatus salah satu siswa di sekolah Idaman kami. Berniat pengen
masuk sekolah unggulan akhirnya hatiku jatuh cinta disalah satu sekolah non
unggulan, ya hanya karena ada seperangkat Gamelan yang ku lihat di aulan
sekolah itu pilihan sudah bulat akan bersekolah disana tanpa memikirkan
sekolah-sekolah unggulan lainnya. Agak sedikit bersinggungan dengan ke inginan
kakak dan orang tua waktu itu, namun akhirnya mereka memahami kenapa aku begitu
ingin sekolah disana.
Bersekolah dikota besar
sekelas Banjarbaru memang butuh fisik dan mental yang luar biasa bagaimana
tidak, begitu banyak hal-hal yang tidak ku dapatkan dan tidak ku bayangankan
terjadi di kota besar ini. Awal masuk saja aku sudah harus salah jadwal P2B
sekolah, seharusnya minggu depan aku malah udah yolong aja ke sekolah itu,
jadilah aku ditertawakan paman sekolahan. Tapi tidak masalah hidup memang harus
selalu berjuang jika kita ingin keberhasilan di hadapan kita.
Ada sebuah kejadian yang
sangat menginspirasi kehidupan ku sampai sekarang ini, pada sebuah kelas mata
pembelajaran TIK, sejenis pemahaman tentang pengaplikasian Komputer, aku yang
memang orang kampung dan tak pernah mengetahui bagaimana menggunakan komputer
seeperti orang linglung yang berusaha meminta bantuan teman disamping saat itu.
Tak hanya itu kemudian si Bapak yang memberikan mata pelajaran ini juga
akhirnya menghinaku ketika melihat asal kelahiranku yaitu “Panggung”. “Ada yang
salah dengan nama tempat kelahiran ku itu ya??” kataku dalam hati saat itu. Sungguh
penghinaan yang luar biasa. Yang membuat ku sangat kecewa adalah ibuku
dibawa-bawa saat itu. Mereka tidak menyadari betapa besar perjuangan ibuku
dalam melahirkanku. Penghinaan itu menjadi cambuk pelecutku sejak saat itu
hingga aku berjanji dan berprinsip, “Semakin kita bersalah dari daerah ujung,
maka semakin kita harus menjadi besar didaerah yang besar!!.” Dan kalimat itu
sungguh menjadikanku pribadi yang luart biasa setelahnya. Tak ada kata takut,
minder, bahkan untuk berkata tidak pun pantang dalam hidupku selama aku masih
bisa melakukannya. Bapak guru yang tadinya menghinaku pun akhirnya iba kepada
dan tanpa sadar begitu banyak mereka yang sayang kepadaku setelahnya
berdasarkan sikapku yang sederhana dan selalu berkata iya ketika diperintahkan.
Itu salah satu pengalaman heroikku kala itu.
Ada lagi sebuah kejadian
yang bagiku membuatku pemberani berbicara di depan umum untuk menyampaikan
retorika-retorika. Pagi senin itu dimana semua orang berbaris dan aku terpaksa
harus menjadi pemimpin upacara setelah tak seorangpun di kelasku mau menjadi
pemimpin upacara, semua susunan kata salah, kegugupan yang luar basa kala itu
menyelimuti jiwaku, sehingga semua orang yang mengikuti upacara itu tertawa
namun hanya ada 3 orang yang tak tertawa dan selalu meyakinkanku kala itu, dia
adalah Mas Eko si bapak guru TIK, Pak Arul si guru Olahraga yang sudah aku
anggap seperti kakakku sendiri dan Ibu Elly wali kelas yang punya keyakinan
bahwa aku akan menajdi orang besar suatu saat nanti, semoga saja Ibu Amiiiiiin.
Tak bisa kutahan rasa maluku, namun ada sebuah sisi yang kurasakan berbeda saat
itu yaitu sisi keberanianku yang keluar disaat semua orang tak ada yang berani,
sisi pembawaan diriku yang sederhana disaat semua orang menertawakanku, apa
benar itu aku si anak kampung?? Ya ternyata benar itu adalah aku si anak
kampung anaknya petani. Sejak saat itu kembali ada kata bijak yang menghiasiku “Berani mencoba walau gagal akan mengarah
keberhasilan jua nantinya, belum mencoba sama sekali maka tak ada kata berhasil
dalam hidupmu!!” sangat luar biasa masa itu dan ya memang benar sampai
sekarang sungguh sangat berpengaruh.
Di Masa SMA ini Pula Lah aku
mulai mengalami CLBK sama Pramuka dan dunia Pegunungan, Mulai dari Pramuka
sekolah< sampai pramuka eksternal sekolah semua ku Ikuti sampai kami punya
Basecamp di pos satpam SPP SPMA Banjarbaru (tempat kerjanya Ka Abdus si
Penggila Pramuka sampai mati) dan juga pada akhirnya kami membuat perkumpulan yang
kami berinama “Gila Pramuka Banjarbaru”. Ada yang sanggup gila-gilaan dengan
dunia pramuka yang dimanapun ada acara pramuka selalu berusaha hadir
mengapresiasi acaranya.
Tiga masa yang luar biasa di
lihat dari siklus bersekolahku dari SD, SMP, sampai masa SMA yang menjadikanku
seperti Sekarang ini. Mohon maaaf di episode kali ini tidak dibahas masalah
percintaan, kehidupan yang begitu privasi, dan pergaulan dengan teman-teman
dimasa-masa tersebut.
Ucapan terimakasih untuk
kalian para orang-orang yang telah berjasa di 3 dimensi waktu sekolah yang
sungguh sangat luar biasa bagi aku pribadi, tak ada benci, tak ada luka dan tak
ada lupa. Semua yang terjadi adalah sebuah prosesku menjalani kehidupan dengan
fase-fase yang luar biasa.
“Tak
ada kata Lupa untuk kalian
hanya
segenggam rindu di ujung lidah saat bertemu harapku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar