Sabtu, 22 Februari 2014

Ayah ( Rinduku Bertaburan di Hamparan Lelahmu)

Sore ini sehabis pulang dari bengkel hati tergelitik ketika aku mendengar sebuah lagu dari seorang Ebiet G. Ade “ Titip Rindu Buat Ayah”. Sebuah lagu yang menggambarkan bagaimana hubungan seorang anak dan ayahnya  mulai dari sebuah perjuangan ayah untuk membuat anaknya bahagia. Dimana juga tersirat pesan melalui pesan-pesan pengalaman yang begitu banyak dia lewati sebagai sebuah dasar sang anak menjalani kehidupan meski begitu banyak beban yang di fikirkan untuk mencapai tujuannya. Tak ada sedikit tampak lelah di matanya demi kebahagian anak-anaknya tak perduli panas dan tak perduli dinginnya alam semua di lalui seberapa bahayanya pun langkahnya tetap setia mengarungi kehidupan demi mereka anak-anaknya. Semua itulah gambaran yang begitu besar yang luar biasa sampai dimana dia nantinya tak mampu berkutik dengan keadaan yang memaksanya hanya bisa memandang saja lagi tanpa mampu berbuat meski hatinya keras ingin bangkit menunjukkan sebuah perjuangan yang luar biasa, ya ayah dia sosok petaruh yang handal untuk menaklukkan kelelahan demi mereka anak-anaknya.

Setiap ku rindu engkau ayah tak banyak yang dapat aku lakukan demi mengungkap semua kerinduan ini hanya do’a- do’a melalui sujudku yangdapat ku haturkan untuk kebaikanmu, kesehatanmu, dan kehebatan mu dalam membimbing anakmu. Aku ingin berada di sampingmu ketika kau lelah menggantikan lelahmu, menggantikan sakitmu untuk perjuangan yang engkau panggul di pundakmu demi kami anak-anakmu. Namun apa dayaku ayah tak banyak dapatku membantumu meski sekedar mengambilkan air untuk kau minum dan mimijatmu ketika kau lelah dan penat mengarungi hidupmu ini. Aku sadar tugasku sekarang adalah menjalankan apa yang engkau inginkan menjadi orang yang mampu menopang kehidupan keluarga sepeninggal dirimu nantinya. Namun seandainya aku memiliki satu permintaan dalam hidupku ini aku ingin ayah engkau selalu ada dalam setiah hari-hari yang ku lalui tanpa terkecuali.
Ayah aku sadar kadang kita tak sependapat, bahkan kita bertengkar mulut hanya karena keegoisanku dalam mengambil sebuah keputusan yang mana mungkin engkau telah pernah mengalaminya dan menjadikan segala hal tak ingin terjadi kesalahan, namun memang aku hanya anak yang begitu besar keinginan tahunya dan begitu besar pula semangatnya sehingga terkdang aku tak fikir panjang atas apa yang telah aku lakukan, karena aku selalu sadar ada makna dari setiap nasehatmu untukku. Maaf ayah kalau aku selalu saja tak bisa menjadi apa yang kau inginkan dalam hidupmu. Tapi ayah yakinlah aku akan selalu bangga menjadi anak yang terlahir dari ibu yang suaminya adalah engkau ayahku.
Selalu ayah aku selalu saja merasa kecewa dengan diriku sendiri sampai sekarang Karena masih saja mengharapkan segala sesuatu darimu sedangkan aku tau betapa berat engkau menolak untukku, berdosalah aku ayah yang tak tau diri masih saja mengharap apa yang tak seharusnya ku harapkan lagi darimu, seharusnya sudah waktunya aku membalas segala sesuatu yang telah engkau berikan. Namun aku tau ayah kau akan marah jika aku melakukan itu karena engkau sudah cukup ketika melihat anak-anakmu berhasil menjadi orang yang engkau harapkan berguna bagi semua orang yang memerlukan tanpa ada iba untuk maju menjadi yang terdepan dalam tolong menolong.
Seberapa besarpun aku membalas jasamu ayah sungguh tak dapat aku membalasnya karena semua tak akan pernah cukup dengan apa yang telah engkau berikan kepadaku seumur hidupku.

Kurindu kau ayah merindu untuk kau yang begitu besar perjuangan untuk hidupku….
Maaf jika aku bukan anak yang bisa membuatmu tersenyum sepanjang hidupmu…
Maaf jika tlah tertetes air matamu karena sikapku…
Maaf jika keberadaanku menjadikan beban untukmu
Namun percayalah ayah, kan ku janjikan kebanggan untukmu yang telah berjuang untukku..
Untuk anak-anakmu…

Demikian ayah hal yang tak pernah bisa aku ungkap langsung terhadapmu..
Kutitip rinduku kepada angina dimana pun ayah berada
Kutitip do’a di altar sajadahku untukmu untuk ayahku

My Love with You Dad...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar